Senin, 02 Desember 2013

Tiga Hal untuk Bertahan

'Apakah kau percaya dengan cinta?'
'Ya.'
'Kenapa?'
'Bukankah fakta akan adanya cinta lebih menyenangkan daripada tidak.'

Cukup lama kuasakan bahwa cinta adalah hal yang menggelikan. Merasakan perasaan yang begitu dalam pada seorang yang tanpa hubungan darah. Perasaan yang melambangkan berjuta rasa lainnya. Perasaan yang membuat terus kembali padanya. Membuat dada sesak akan rasa rindu untuk hanya sekedar mendapat pesan singkta 'ehem' darinya. Perasaan yang terkadang menjengkelkan namun menghanyutkan di sisi lainnya.

Kemarahan yang indah karenanya. Penantian yang menyenangkan. Peduli yang menyebalkan. Keramahan yang menyebalkan. Segalanya entah kenapa berbeda tak pernah sama. Tak pernah seperti dulu.


Tidak sedikit tetes air mata yang sudah kujatuhkan karenanya. Bukankah tawa bisa diberikan ke siapapun namun tangis hanya bisa diberikan untuk seseorang yang berharga.
Untuknya aku tertawa. Dan untuknya juga aku menangis.

Bukankah pelangi tidak pernah muncul tanpa adanya hujan?

Dengannya aku merasakan keindahan dari kesakitan. Dengan suaranya aku merasakan kedamaian. Dengan sentuhannya aku merasakan getaran kebahagian. Itulah priaku. Itulah Kentzieku.

Bahagia itu sederhana.

Dua bulan aku merasakan pengorbanan.
Empat bulan aku merasakan keangkuhan atas apa yang kupunya.
Enam bulan aku merasakan kehilangan atas apa yang seharusnya ku miliki.
Sebelas bulan tujuh hari aku merasakan keindahan rasa syukur karena kembali memiliki.

Pengorbananmu mengajarkanku pentingnya rasa syukur.
Terima Kasih.

Kuingin padamu kuucapkan Selamat Pagi dengan bau nafas pagi hari. Kuingin padamu meributkan biaya uang sekolah 'jagoan kita'. Kuingin melihat keriputmu. Kuingin padamu menyempurnakan sosokku sebagai seorang muslim.

Indah kubayangkan. Senyumku tak pernah hilang ketika memimpikannya.

Semua indah pada waktunya. Tapi kapan?
Akankah kita punya kesempatan. Akankah cerita ini berakhir indah mengikuti alur cerita mimpiku.
Berubahkah rasamu padaku. Atau aku yang berubah.

Satu hal yang ku tahu adalah ketidak tahuanku akan rasaku padamu 10 tahun lagi atau bahkan esok hari rasaku padamu berubah. Akankah aku tetap berlari ketika mendapat pesan singakat bahwa kau sudah di depan kosku. Akankah aku tetap menghentikan film yang sedang ku tonton hanya untuk membalas pesan singkat darimu. Akankah aku tetap menanti kedatanganmu.

Entahlah.

Kau mengajarkanku untuk bertahan. Kukatakan aku takut kehilanganmu. Kau katakan padaku untuk tetap mempertahankanmu. Kau katakan bahwa kau takkan meninggalkanku.
Takut. Ya.
Aku tidak meragukan rasamu. Aku meragukan rasaku. Akankah berubah.
Waktu berhentilah.

Saat ini, kaulah Kentzieku.

Kau katakan untuk bersama yang kita perlukan adalah saling mengerti, sabar dan saling menjaga. Akankah aku dapat mengerti sikapmu. Akankah aku sabar dengan dirimu. Akankah aku mampu menjaga rasamu padaku.

Kumohon tuntunlah aku ketika ku butuh pegangan. Kumohon katakanlah ketika aku menyakitimu. Kumohon tunjukanlah ketika kau merindukanku. Kumohon marahlah ketika aku lupa akan diriku. Kumohon tetap lah di sisiku walau apapun yang kukatakan.

Kuingin kau lah kentzie ku untuk sekarang dan selamanya.

0 chit-chat:

Posting Komentar