Minggu, 24 November 2013

Ironi Sang Nyamuk (Part 4)

Sebelumnya

Mereka bersenang-senang tanpa ada yang tahu bahwa disisi lain ada yang merasa kehilangan sesuatu...

Bersenang-senanglah seadanya...

Ketika otak, tangan, pipi, telinga dan seluruh anggota tubuh lainya bergembira dengan liarnya, berpesta dengan angkuhnya, bersenandung dengan tawanya. Mereka tidak menyadari ada seekor binatang kecil bingung akan segala hal yang dilihatnya.

Baru saja ia terkagum akan manuver indah nan angkuh yang diperlihatkan. Baru saja ia berbangga akan jati dirinya sebagai makhluk kecil penghisap darah yang mampu bergerak lincah. Baru saja hatinya bergetar akan tidak sabar ingin turun ke medan pertempuran seperti yang dilihatnya. Baru saja. Semuanya baru saja terjadi. Baru saja ketika...

Hilang.. Segala kekagumannya, segala kebanggaanya, segala getaran di hatinya hilang.
Hilang secepat gerakan tangan dan hilang secepat kordinasi otak.

Semuanya terjadi begitu saja. Tanpa dia sadari tanpa dia bisa mencegahnya.

Apa yang bisa dilakukan oleh makhluk kecil bersayap yang bahkan belum sejam dia merasakan manisnya udara. Belum sejam dia menikmati indahnya dunia melalui sayap-sayap mungilnya.

Belum sejam.
Belum sejam hai binatang kecil.

Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah sebelumnya dia mampu terbang dengan indah? Dia mampu terbang dengan lincah? Bukankah sebelumnya dia mampu menghindar? Kenapa dia tidak bisa menghindar lagi? Apa keindahan dan kelincahan sebelumnya hanya kebetulan belaka? Mungkinkah karena kerakusan dirinya yang dulu lincah sudah tidak mampu bergerak lincah lagi karena beban berat cairan berwarna merah yang barusan dihisapnya? Seenak itukah cairan merah itu sampai harus mengorbankan nyawa? Apakah semuanya harus berakhir seperti itu?

Apakah aku akan berakhir sama seperti ibuku? Mati akibat kerakusannya sendiri.

Cairan berwarna merah itu memang menggiurkan. Membuat perut bernyanyi. Siapapun pasti memnginginkannya. Namun apakah akan sepadan bila menjadikan nyawa taruhan. Pantaskah?

Menggiurkan dan mematikan. Cairan merah itu.

Beranikah?

Terlalu menakutkan namun menegangkan.
Terlalu menggoda namun mengerikan.

-Selesai-

0 chit-chat:

Posting Komentar