Senin, 03 Juni 2013

Ironi Sang Nyamuk (Part 3)

Sebelumnya

Namun disisi lain dia merasa bersyukur karena mampu mengeluarkan apa yang selama ini selalu disembunyikan rapat-rapat. Tidak akan ada lagi tatapan kekaguman dan tatapan penuh harap pada dirinya agar selalu berpenampilan sempurna. Hal ini sungguh menjemukan baginya. Dan terima kasih tangan... 

Tangan terdiam. Terpaku menyesali kesalahan yang telah dilakukannya.
Otak menghembuskan nafas berharap seluruh bebannya hilang bersama dengan udara yang telah dibuangnya. Tapi kenyataan berkata lain, bebannya hilang bukan karena helaan nafas melainkan karena pertengkarangnya dengan tangan yang membawa Otak untuk lebih berani pada dirinya sendiri tidak lagi berlindung pada superioritas yang dimilikinya.

Otak tersenyum.
Tangan tersentak. Kemudian membalas senyuman Otak.

Mulai saat ini baik Otak maupun Tangan mengerti bahwa untuk seterusnya hubungan mereka tdk hanya sekedar pemberi perintah dan pelaksana perintah. Lebih dari itu. Keduanya merupakan sahabat.

Otak dan Tangan saling berpandangan. Pandangan yang hanya mereka berdua yang dapat mengerti. Tangan menangguk mengiyakan apapun perintah Otak walaupun sejatinya baik Otak maupun Tangan tidak ada mengatakan sepatah katapun. Seluruh anggota tubuh yang lain terkejut dan bangga dengan kekopakan Otak yang Tangan yang mampu berkomunikasi lewat bati.

Pipi terharu melihatnya. Hati Pipi bergejolak dengan rasa senang, bangga, sayang dan cintanya pada Otak.

Tangan dengan sigap melaksanakan perintah Otak dengan impuls berkecepatan super. Dalam kecepatan cahaya Otak mampu menyempaikan pesan dari Mata yang menyampaikan tepatnya di mana Nyamuk berada kemudia dilanjutkan ke Tangan yang dengan sigapnya melayang kesana-kemari.

PLAK!! lolos PLAK! PLAK! PLAK! masih saja lolos
Tangan heran dengan ketangkasan Nyamuk kecil yang mampu menghindari segala terjangan Tangan.

PLAK! lolos PLAK! lolos lagi
terakhir PLAK! PLAK! PLAK!

Mata melihat ada sesosok kecil bersayap berwarna hitam yang sudah terkapar di telapak Tangan.
TANGAN BERHASIL...!!!
Pipi terharu... Semua tenggelam dalam euforria keberhasilan Tangan. Tangan dianggap bak pahlawan saat itu. 

Tapi ada yang aneh dari Nyamuk itu. Bukannya seharusnya nyamuk tersebut bergelimangan darah yang sudah disedotnya dari Pipi, batin Otak. Otak masih terdiam mengamati antara heran dan curiga.

Semua memuji Tangan atas usaha dan semangatnya.

Otak masih terdiam mengamati antara heran dan curiga. 

Semuanya berbahagia hanyut dalam euforia dendam yang terbalas.

Otak mengkalkulasikan perkiraan dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

Tangan berlari kesana-kemari kemudian memeluk Otak yang sedari tadi terdiam.
Otak terkejut dengan Tangan yang tiba-tiba memeluknya. Tangan membawa Otang yang sedari tadi masih sibuk dengan segala perkiraannya menuju parade kemenangan yang entah bagaimana caranta tiba-tiba muncul begitu saja.

Seluruh anggota tubuh berkumpul. Organ dalam, organ luar, tulang, lemak, unsur darah, semuanya tanpa terkecuali. Semuanya berterima kasih atas tindakan Otak dan Tangan yang sangat patut dia acungi jempol. Kulit dan bagian organ luar berterimakasi karena telah menghindari mereka dari kegatalan yang maha dahsyat. Organ dalam dan darah berterimakasih karena telah melindungi mereka dari penyakit. Bahkan sesuatu seperti Lemak yang tidak mempunya bias secara langsung pun turut berterima kasih dengan Tangan dan Otak.

Tangan menyuruh otak untuk bersantai karena hari ini adalah hari untuk mereka berdua bukan siapapun,
Otak tersenyum dengan tingkah Tangan yang berbalik 180 derajat dengan sebelumnya.

Otak melupakan kecurigaannya dan turut tenggelam dalam euforia kemenangan yang membuat lupa segalanya.

Mereka bersenang-senang tanpa ada yang tahu bahwa disisi lain ada yang merasa kehilangan sesuatu...

0 chit-chat:

Posting Komentar