Minggu, 28 April 2013

Ironi Sang Nyamuk (Part 1)

Ngiung... ngiung.... PLAK..!! Berhasil menghindar, manuver kanan. PLAK..!! Masih belum, meniru quote tsubasa. PLAK lagi dengan murder angel, red : sudut pembunuhan, yang berbeda. NGIUUUUNG..... Elakan demi elakan berhasil dilakukan ditambah dengan manuver yang sangat cantik untuk menghindari semua 'plak plak'an. Tanpa banyak basa basi, sebut saja dia, berhasil melesat ke atas yang bahkan mampu mengalahkan pesawat tercanggih yang pernah diciptakan manusia saat ini. Meluncur vertikal dengan manuver 360 ^o.

 Segala manuver indah tadi dilakukan tak lain hanya untuk satu motivasi : menghindari terjangan Tangan yang tanpa ampun ingin membunuh nyamuk yang telah dengan angkuhnya menghisap darah dari Pipi yang tak lain adalah teman si Tangan. Pipi yang telah menjadi korban tadi pun tanpa sepengetahuannya ataupun diinginkannya langsung memerah dan membengkak dengan sensi gatal yang sangat amat mengganggu dan merugikan baik Pipi ataupun Tangan.

Namun, apalah yang bisa dilakukan Pipi. Dia hanya Pipi yang tidak bisa bergerak dengan bebas. Terkukung akibat kodratnya yang telah dan akan selalu menempel dengan tengkorak. Pipi sadar bahwa dia tidak boleh menyesali takdir, dia terkadang iri dengan anggota badan lain yang mampu bergerak dengan bebas ke sana kemari seperti tangan maupun kaki. Terutama dengan Bibir yang bersama merupakan anggota tubuh yang bersalah dari tulang tengkorak, namun bahkan tanpa ada tulang sebagai kerangka Bibir, Bibir mampu bergerak bebas tanpa ada keterbatasan.

Pipi sadar menenggelamkan dirinya dengan penyesalan akan takdirnya tidak akan merubah apa yang telah terjadi. Malah sebaliknya, dirinya akan terus terkurung dalam lubang hitam penyesalan yang tanpa dasar, yang cepat atau lambat akan semakin memperburuk dirinya. Pipi berusaha untuk tidak masuk ke lubang hitam tersebut. Dan Pipi berhasil. Dia tidak lagi menyesal dengan keadaan dirinya. Saat itu juga dia menemukan cara untuk membalas dendam apa yang telah diterimanya.

Pipi pun lantas mengirim stimulus langsung ke Otak. Pipi dengan menggebu-gebu terbakar hasrat untuk balas dendam, menceritakan penderitaan apa yang telah diterimanya. Dengan sabar Otak mendengarkan. Dengan kebijaksanaan dan suara berat Otak yang sangat seksi, dirinya mencoba menenangkan Pipi yang telah menjadi korban sembari mencari cara untuk memnuhi permintaan Pipi yang telah tersakiti.

Sejatinya, otak sadar bahwa hampir tidak ada yang bisa dilakukannya. Dia sendiri menyadari bahwa dia hanyalah segumpalan daging yang tersembunyi dibalik kegaghan tengkorak dan keindahan rambut. Sungguh suatu perpaduan yang hanya tuhanlah mampu membuatnya. Namun dia menyadari walaupun dia tidak pernah mencicipi udara luar, otak dikarunia sisitim saraf yang terbanyak di antara seluruh anggota tubuh. Dan seonggok daging yang hanya bisa bersembunyi di dalam tempurung kepala dan tidak pernah mencicipi udara luar mampu menggerakan seluruh anggota tubuhnya dengan stimulus yang diberikannya.

Saraf-saraf otak bekerja, panas, mekanik insinyur dari segala universitas ternama di dunia langsung beroperasi dan berfikir tanpa banyak bicara. Seluruh saraf saling terhubung.

Pipi terisak. Otak semakin panas.

Pipi semakin tidak tahan menghadapi cobaan yang diberikan kepadanya. Isakan berubah menjadi raungan yang membuat otak semakin tidak tahan, tidak tega melihat pipi disakiti seperti ini. Ditambah lagi rangsangan kegatalan yang semakin membuat gila pipi. Tangan mulai menjamah pipi untuk mengurangi rasa sakit yang diderita pipi sambil terus waspada dengan gerakan nyamuk.

Penyambungan saraf yang digunakan untuk mencari ide, bekerja semakin gila. Panas. Sistem saraf pun terhubung. Seluruh sistem saraf terhubung sekarang. Hanya dalam hitungan waktu 10 pangkat (-109) Otak akhirnya menemukan solusi untuk membalas dendam Pipi yang tersakiti.

...To Be Continued...

Ironi Sang Nyamuk (Part 2) 

1 chit-chat:

Anonim mengatakan...

Ditunggu kelanjutannya ^___^
Kangen dek Iin..., lama tak ngobrol

Posting Komentar