Senin, 23 Juli 2012

Euforia Ramadhan : Antara Trend dan Ironi Keimanan

Dengan mulai didominasinya iklan sirup dingin menggoda selera lengkap dengan semakin maraknya film-film komedi gak jelas juga gak sinkron sama sekali dengan esensi puasa dalam rentang waktu jam 2 sampe jam 5 dilanjutkan dengan sinetron-sinetron religi pada jam-jam seharusnya kita sholat tarawih. Dan jargon 'Berbukalan dengan yang Manis' dikalahkan dengan jargon baru 'Berbukalah dengan Balas Dendam'. Oleh karenanya saya ucapkan Selamat Datang di Indonesia Bulan Ramadha..

Untung postingan kali ini insyaAllah isinya gak bakalan gak jelas kayak postingan dulu-dulu. Keliatan kayak tobat sesaat pas bulan Ramadhan ya? Tapi gak papalah daripada gak pernah tobat sama sekali, dosanya kan jadi dobel-dobel #menghibur diri

Silahkan di cek kembali dari paragraf pertma terdapat 3 hal yang kayaknya perlu di perjelas. Yang pertama berjamurnya film-film komedi. Yang kedua ada sinetron religi di jam sholat tarawih. Yang ketiga ada tradisi berbuka dengan balas dendam

Kita bahas dari yang mana ni? Yang kedua aja yaa karena gak selamanya yang pertama selalu jadi yang pertama #sumpah si iin kesambet apaan? kok sok bijak


Topik Utama Pertama : Sinetron Religi di Jam Sholat Tarawih
Pembahasan : Pingin mastiin lagi, sinetron religi yang dibuat itu sasaran apa sih? buat siapa? lebih tepatnya buat kaum yang mana? Umat muslim bukan? Dilihat dari soundtracknya aja uda jelas kalo itu buat umat muslim apalagi kalo ngeliat jalan ceritanya. Walaupun aku juga gak memungkiri kalau gak sedikit masyarakat non muslim yang nonton film-film religi kayak gitu. Dilihat dari alur ceritanya walaupun sasaran utama dari kalangan muslim tapi masih biasa di nikmati di semua kalangan baik muslim ataupun non muslim.
Tidak ada yang salah dari film religi. Mengingatkan kembali akan esensi-esensi kehidupan yang mungkin telah terlupakan.
Namun akan menjadi hal yang mengganggu apabila jam penayangan dilakukan di jam-jam ketika umat muslim seharusnya melakukan ibadah yang hanya dapat di lakukan pada saat bulan ramadhan, yaitu sholat tarawih. Dan tidak sedikit yang rela melewatkan sholat tarawih untuk menyaksikan penayangan sinetron religi tersebut. Hal tersebut dapat merusak esensi dari sinetron religi maupun ibadah ramadhan sendiri.
Saya juga gak sepenuhnya mendoktrin bahwa sinetron religi itu buruk. tapi silahkan di telaah kembali apa esensi sebenarnya yang ingin dicapai dari sinetron-sinetron itu.

Topik Utama Kedua : Tradisi Berbuka dengan Balas Dendam
Pembahasan : Sudah menjadi tradisi bagi masyarakt Indonesia untuk berbuka dengan makanan yang berlebih layaknya melakukan balas dendam akibat 12 jam tidak makan dan minum. Minum yang terdiri dari 3 jenis air mineral, air hangat -biasanya teh hangat, segala jenis es baik sirup, es campur, es kacang ijo dan es-es lain yang sangat menggoda keimanan. Belum lagi banyaknya makanan yang disajikan. Kue-kue kering yang di beli dari penjual kue dadakan pinggiran jalan, makanan utama yang porsinya terkadang melebihi kapasitas piring yang disediakan. Dan itu semua masih belum cukup, masih ada buah sebagai hidangan penutup.
Bayakngkan saja, berpuasa yang harusnya dapat menjadi sarana detoksifikasi bagi saluran pencernaan kita harus dirusak dengan hawa nafsu besar yang tidak bisa di tahan. Walaupun saya tidak bergerak di bidang kesehatan, namun sedikit banyaknya saya dapat mengerti bagaimana buruknya akibat dari perut yang sudah di istirahatkan selama 12 jam harus menerima pasokan makanan dan secara tiba-tiba di paksa 'kerja rodi'.
Sifat lumrah bagi manusia, ngantuk setelah kekenyangan. Sholat magrib? Mungkin dapat dipaksakan dengan perut sesak dan mata berat dengan beban 12 ton. Sholat Isya dan Tarawih? Lewaaaat... 'Ngantuk coy' Yaiyalah abis perut penuh emang paling enak tidur.
Bukannya sok alim dan sok menggurui. Karena saya mengakui kalau saya juga masih suka di gelapkan dengan nafsu berbuka yang berlebihan. Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba berubah bukan?

Topik Utama Ketiga : Berjamurnya Film-Film Komedi
Pembahasan : Pada saat bulan Ramadhan secara tradisi masa-masa prime time adalah jam 3 sampa jam 5 WIB. Waktu-waktu ketika kita umat muslim sahur. Nah, pada saat prime time inilah stasiun televisi berlomba-lomba untuk memperontonkan film-film komedi yang tidak jarang sarat dengan cacian yang tidak pantas dipertontonkan. Apalagi ini merupakan konsumsi publik yang juga di tonton anak-anak bawah umur. Sebenarnya hal ini seharusnya tidak hanya dipertimbangkan ketika bulan ramadhan namun juga bulan-bulan lainnya dimana tidak ada saringan yang memenuhi standarisasi untuk konsumsi publik.
Kurang layak apabilan bulan ramadhan yang seharusnya sarat dengan perlombaan untuk mengumpulkan amal ibadah malah menjadi sarana untuk mencai maki diri sendiri atau bahkan mencaci maki saudara sendiri untuk membuat publik terhibur dan terlena dengan guyonan tidak mendidik.

Mungkin tiga hal di atas yang seharusnya menjadi prioritas utama bagi kita yang menajalnkan puasa selain dari menahan lapar dan hal-hal seperti menjaga amarah, hawa nafsu, pandangan dan hal-hal lainnya. Namun ada hal-hal remeh yang sering terlupakan nantinya akan menjadi batu sandungan untuk kita mencapai bulan ramadhan yang sarat akan makna.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, bukannya mencoba untuk menggurui atau sok alim tapi tidak ada salahnya untuk memberitahu sesama dan mencoba berubah bersama-sama kan?
Ramadhan masih panjang kawan, mari bergandengan tangan berubah ke arah yang lebih baik..

3 chit-chat:

Anonim mengatakan...

Postingannya mencerdaskan, inspiratif :D

Andy Borneo mengatakan...

Ramadhan udah lewat nih.. hehehe.. walaupun kita belum pernah kenal n ketemu.. Minal Aidin Wal Faidzin ya.. :)

iin.darus mengatakan...

kak zahra : haha mkasi yaa kak udah mampir :) sayang deh iin gak jadi ketemu sama kakak pas d medan hehe

andy borneo (kawan baru) : minal aidin wal faidzin juga #walaupun gak tau apa yg di maafin..
ayo buat saling buat salah dulu biar tahun depan bisa maaf-maafan hehe

Posting Komentar